Canangkan Semangat “No Point of Return” Pertamina Rosneft Teken Kesepakatan Dengan Sejumlah Perusahaan Pertamina Group Untuk Dukung Proyek Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban
Jakarta, 20 April 2022 – PT Pertamina Rosneft Pengolahan Dan Petrokimia (Pertamina Rosneft), sebagai perusahaan joint venture antara PT Pertamina (Persero) dan perusahaan minyak dan gas bumi Rosneft, selaku pihak yang diberi amanah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional melalui pembangunan dan pengoperasian kilang GRR Tuban, terus berkomitmen untuk melanjutkan proses persiapan pembangunan kilang melalui inisiatif kerja sama dengan sejumlah perusahaan di lingkungan Pertamina Group untuk mendukung pembangunan kilang GRR Tuban.
Momen bersejarah ini terwujud pada hari Senin tanggal 18 April 2022, bertempat di Grha Pertamina Jakarta Pusat, Pertamina Rosneft meneken kesepakatan dengan mitra sinergi di lingkungan Pertamina Group untuk bekerja sama dalam penyediaan dan pembangunan fasilitas penunjang proyek GRR Tuban. Disaksikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Pertamina Rosneft yang diwakili oleh Presiden Direktur, Reizaldi Gustino dan Pavel Vagero, Direktur Keuangan dan Umum, menandatangani Head of Agreement (HoA) atau Pokok-Pokok Perjanjian dengan perusahaan sesama Pertamina Group.
Perusahaan di Pertamina Group tersebut yaitu PT Pertamina Gas Negara, Tbk terkait dengan penyediaan gas bumi dan infrastruktur gas; PT Pertamina International Shipping mengenai penyediaan jasa pengangkutan laut, fasilitas pelabuhan, dan jasa kepelabuhanan; PT Pertamina Power Indonesia mengenai penyediaan listrik, uap, dan air; serta kerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga mengenai offtake produk BBM dan pemasaran produk petrokimia dari kilang GRR Tuban.
“Terlepas dari perkembangan situasi global saat ini yang cukup berpengaruh terhadap Pertamina Group, kami tetap memastikan “No Point of Return” untuk terus mewujudkan pembangunan kilang GRR Tuban yang diproyeksikan akan beroperasi di akhir tahun 2027 mendatang,” tutur Reizaldi Gustino dalam laporan resminya yang disampaikan pada acara tersebut.
Reizaldi menambahkan bahwa penandatanganan HoA ini merupakan bentuk komitmen Pertamina Rosneft untuk melanjutkan pembangunan kilang GRR Tuban dengan nilai investasi dan keekonomian yang optimal. “Penandatanganan HoA ini dapat menjadi langkah nyata sinergi Pertamina Group yang nantinya dapat memberikan dampak positif dari segi optimasi Capex maupun Opex, dampak lingkungan, serta terjaganya kehandalan kilang GRR Tuban” tutup Reizaldi.
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, Sub Holding Refinery & Petrochemical sekaligus pemegang saham Pertamina Rosneft, dalam kesempatan terpisah menyambut baik penandatanganan HoA ini sebagai sinergi Pertamina Group yang strategis bagi seluruh pihak yang terlibat. “Kami berharap HoA ini dapat tindaklanjuti sesegera mungkin dan saling support antar Subholding dalam Holding Migas Pertamina dalam mengakselerasi penyelesaian on track proyek GRR Tuban, sehingga memberikan manfaat bagi energi nasional dan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional” tutur Taufik.
Kilang GRR Tuban akan mengolah crude sebesar 300 ribu barrel per hari dan akan menghasilkan produk BBM sebesar 225 ribu barel per hari serta produk petrokimia cair dan padat dengan kapasitas produksi mencapai 4,7 juta ton per tahunnya. Sinergi ini merupakan kerja sama strategis untuk mengoptimalkan potensi kilang GRR Tuban melalui pengelolaan secara mandiri oleh Pertamina Group. Melalui penandatanganan HoA ini, maka total potensi sinergi yang dapat diperoleh dalam wujud profit dan efisiensi mencapai USD 3,56 miliar.
Hal ini ditegaskan oleh Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dalam arahannya pada kegiatan ini. Nicke menyampaikan pentingnya sinergi antar perusahaan Pertamina Group terutama untuk mewujudkan Pertamina sebagai global champion di industri minyak dan gas. “Integrasi antar Pertamina Group merupakan hal yang strategis untuk kita karena merupakan wujud nyata dalam optimalisasi Capex. Selain itu juga kami harapkan sinergi ini harus saling menguntungkan untuk semua pihak dimana tujuan akhirnya adalah dalam rangka meningkatkan profitability Pertamina selaku grup”.
Pada kesempatan yang sama Nicke kembali mengingatkan peran penting GRR Tuban sebagai kilang BBM yang terintegrasi dengan industri petrokimia. Kondisi industri petrokimia nasional saat ini masih bergantung dengan pasokan impor dari luar negeri dan dengan adanya produk petrokimia yang dihasilkan oleh kilang GRR Tuban bepotensi mewujudkan kemandirian produk petrokimia nasional. “GRR Tuban melalui industri petrokimia-nya akan menjadi proyek yang strategis dan diharapkan untuk dapat berkontribusi secara optimal dalam menyeimbangkan neraca perdagangan luar negeri Indonesia melalui produksi produk petrokimia yang selama ini bergantung pada pasokan dari luar negeri.” tutup Nicke.